Kamis, 17 Desember 2020 - 14:19 WIB
Kabupaten Pati
Berikut jawaban dari Dinas Pertanian Kabupaten Pati melalui surat nomor 521.34/1560 tanggal 4 Desember 2020.
Mengoptimalkan lahan sawah tadah hujan dari Balai Lingkungan Pertanian .
1. Prediksi Iklim
Sawah tadah hujan selalu berhubungan dengan fluktuasi unsur-unsur cuaca khusunya pada saat pergantian musim, baik antara musim hujan ke kemaru atau sebaliknya. Awal musim hujan sangat menentukan penentuan saat tanam sedangkan awal musim kemaru menentukan tingkat keberhasilan panen, karena akhir musim pertanaman sangat ditentukan oleh ketersediaan air menjelang kemarau. kondisi saat ini ditengarai sulit memprediksi awal musim penghujan dan juga intensitas dan jumlah hari hujan . Untuk membantu mengetahui prediksi iklim dalam penentuan waktu tanam dapat dilakukan dengan mengakses Sistem informasi kalender Tanam Terpadu (KATAM TERPADU) . Selain memberikan anjuran waktu tanaman yang tepat sesuai prediksi iklim, jpada SI KATAM TERPADU juga diperoleh informasi anjuran penggunaan inovasi yang tepat sesuai dengan kondisi iklim.
2. Meningkatkan Kesuburan Tanah.
Sawah Tadah Hujan umumnya memiliki kesuburan rendah sehingga petani biasanya memberikan pupuk melebihi takaran. Sumber air berasal dari air hujan yang terbatas dan kandungan unsur harga rendah yang menyebabkan kesuburan rendah. Selain itu bahan organik yang relatif rendah sehingga sulit dipertahankan dalam jankga waktu panjang sehingga hasil produktivitasnya juga rendah.
Peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan memberikan pupuk secara berimbang. Selain itu waktu pemberian pupuk yang sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman harus dilakukan.
Secara umum, jumlah pupuk yang direkomendasikan untuk digunakan dalam penanaman padi di lahan tadah hujan adalah sebanuak 200 kg urea/ha, 100 kg SPJ36/ha dan 100kg Kcl/ha serta 3-5 ton/ha /tahun pupuk organik atau pupuk kandang.
Jumlah pupuk diawal pertanaman dapat diganti dengan NPK 150 kg/ha, Pupuk SP 36 37,5 kg/ha dan KCL 62,5 kg /ha. jumlah pujpuk pada setiap lokasi akan berbeda, keakuratan rekomendasi jumlah pupuk dapat diperoleh dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah ( PUTS).
Peningkatan kesuburan tanah pada lahan tadah hujan juga dapat dilakukan dengan memberikan bahan organik , seperti pengembalian jerami ke lahan serta pemberian pujpuk kandang.
3. Peningkatan Indeks Pertanaman
Indeks Pertanaman (IP) adalah rata-rata masa tanam dan panen dalam satu tahun pada lahan yang sama. Strategi peningkatan indkes pertanaman dapt dilakukan dengan mengatur pola tanam, serta memilih komoditas dan varietas yang sesuai. pada lahan tadan hujan, beberapa pola tanam yang direkomendasikan diantaranya :
-
gogo rancah -padi sawah-palawija/sayuran.
-
padi sawah-palawija/sayuran-bera ; dan
-
gogo rancah - palawija/sayuran - bera.
Varietas unggul telah terbukti berkontribusi pada peningkatan produktivitas usaha tani tanaman pangan. Saat ini sudah cukup tersedia berbagai varietas unggul baru tanaman pangan khususnya padi yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik dan potensi hasil tinggi pada lahan tadah hujan dan lahan kering.
Salah satu sifat yang harus dimiliki varietas padi untuk lahan sawah tadah hujan adalah ketahanan terhadap penyakit blas. Saat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah melepas varietas padi sawah tadah hujan yang memiliki keunggulan tahan terhadap penyakit blas. Varietas tersebut diantaranya Inpari 38 Tadah Hujan, Inpari 39 Tadah Hujan, dan Inpari 41 Tadah Hujan.
Dukungan kesediaan sumber-sumber air seperti embung, sumur dangkal, sumur dan lain-lain. Karena budidaya pada di lahan tadah hujan juga bisa kita tingkatkan indek pertanamannya, dengan menyiapkan fasillitas sumber daya air, pemilihan varietas yang tepat dan pemberian input teknologi lainsesuai keperluan tanaman.