Rincian Aduan : LGWP83725109

Selesai Public

KABUPATEN MAGELANG, 25 Jan 2017

assalamu'alaikum wr.wb. saya cipto margono seorang petani hortikultura di magelang, mau menyampaikan uneg2 mengenai nasib petani sayur yang dari dulu sampai sekarang belum sejahtera karena belum ada kepastian harga jual, sebagai contoh harga cabai saat ini yg melambung karena komoditas menurun tetapi suatu saat nanti bisa berbalik cabe melimpah sehingga harga terlalu murah berimbas petani merugi dan itu terjadi sejak dulu hingga sekarang, kami mohon kepada pemerintah untuk mungkin membuat perda tentang pola tanam sayur di berbagai wilayah khususnya jateng dengan pola tanam secara bergilir untuk menjaga kestabilan jumlah barang dan harga agar tidak fluktuatif, orang jepang bilang kalau petani indonesia itu gambling, belum tahu harga jualnya sudah berani menanam,jika keadaan seperti ini dibiarkan terus menerus maka sampai kapanpun petani indonesia tidak akan bisa hidup sejahtera, tanpa ada campur tangan pemerintah kami tidak akan mampu merubah nasib petani itu sendiri, kami tidak bosan menjadi petani tapi kami bosan menjadi petani yang melarat. terimakasih wassalamu'alaikum wr.wb.

0 Orang Menandai Aduan Ini

Disposisi

Kamis, 26 Januari 2017 - 05:46 WIB

Admin Gubernuran

Laporan telah diteruskan ke DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Verifikasi

Kamis, 26 Januari 2017 - 08:45 WIB

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Terimakasih atas laporan yang diberikan. Akan kami teruskan pada Bidang/UPT terkait.

Progress

Selasa, 14 Maret 2017 - 15:09 WIB

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Laporan disampaikan ke Bidang Hortikultura

Selesai

Selasa, 14 Maret 2017 - 15:11 WIB

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Tanggapan laporgup Jawa Tengah Nama           : Cipto Margono IP                : 120.188.93.92 Lokasi          : jl. Minangkabau No 2, Ps. Manggis, Setiabudi, Kota Jakarta Selatan. Tanggal        : 26-01-2017.   Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Kami mengucapkan terimakasih atas perhatian Saudara dengan kesejahteraan petani di Jawa Tengah khususnya. Jawa Tengah sebagai salah satu sentra utama cabai Nasional dengan luas tanam pada tahun 2016 seluas 19.258 ha, Produksi 153.072 ton memberikan kontribusi Nasional sebesar 90.257 ton. Komoditas sayuran  utama Jawa Tengah adalah Cabai Besar, Cabai rawit, bawang Merah, Kentang, dan Tomat. Untuk menjamin ketersediaan pasokan cabai dilahan petani/ panen sepanjang hari telah dibuat Pola tanam dan pola produksi setiap bulan yang dijabarkan sampai tingkat kabupaten, kemudian kabupaten akan menjabarkan sampai tingkat kecamatan, Desa dan Kelompok Tani. Pembahasan penyusunan pola tanam di tiap kecamatan bersama dengan petugas lapang. Provinsi dalam membuat pola tanam berdasarkan potensi wilayahnya sehingga tiap kabupaten setiap bulannya akan berbeda luas tanamnya  Pembahasan ditingkat Provinsi pada tahun 2017 telah dilaksanakan worshop Luas Tambah Tanam dengan mengundang petugas kecamatan sentra cabai dan bawang merah pada tanggal 23 – 24 Februari 2017 di Hotel Setos, Semarang oleh Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian. Kabupaten membuat pola tanam berdasarkan ketersediaan air dan pola tanam petani yang biasa dilaksanakan dalam budidaya selain cabai dalam pergiliran tanamnya , sehingga setiap Kelompok Tani harus mematuhi jadwal tanam yang telah dibuat ini supaya tidak ada penumpukkan luas tanam di bulan bulan tertentu yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Pola tanam dibuat berdasarkan kebutuhan, untuk dipanen pada menjelang hari raya besar (Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, Hari Natal dan Tahun Baru) sasaran tanam ditambah 20 persen dari hari biasa, sehingga setiap bulan pola tanamnya berbeda. Sebagai contoh pada tahun 2017 Sasaran Tambah Tanam Provinsi seluas 26.124,10 ha dan Kabupaten Magelang sebagai sentra Cabai Rawit mendapat sasaran luas tambah tanam cabai rawit  1.930,26 ha dengan pola tanam bulan Januari 60,4 ha, Februari 94,70 ha, Maret 137,59 ha, April 207,63 ha, dst...Desember. Pola tanam ini setiap tiga bulan akan dievaluasi pencapaiannya untuk mengidentifikasi permasalahan lebih awal bila tidak tercapai. Selain membuat Pola Tanam dan Pola produksi Pemerintah telah berupaya memperpendek rantai pasok melalui pembinaan Champion di tiap kabupaten Sentra Cabai dan Kabupaten Magelang Championnya bernama Tunov Kelompok Tani Giri Makmur  Desa Giri Kulon. Pak Tunov sebagai Champion bertugas mengkoordinasikan dan mengawal pengembangan Aneka Cabai di Kabupaten Magelang dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga. Meskipun pada iklim saat ini yang ekstrim akibat tingginya intensitas curah hujan yang turun yang mempengaruhi produksi akibat serangan hama penyakit yang mengurangi produksi cabai sekitar 25 hingga 30 persen, Jawa Tengah masih mampu memenuhi kebutuhan cabai Jawa Tengah yang pada tahun 2016 sebesar 90.257 ton dari produksi 153.072 ton sehingga masih memberikan kontribusi nasional sebesar 90.257 ton . Pada iklim yang ekstreem saat ini dimana terjadinya penurunan panen dikarenakan lambatnya laju kematangan cabai terganggu dan juga saat hujan tiba petani tidak mau panen karena cabai akan rusak Upaya  lainnya untuk mendukung ketersediaan cabai diantaranya yaitu
  • Program Pengembangan Cabai melalui Gerakan Tanaman Cabai di Musim Kemarau dengan irigasi tetes dan
  • Gerakan Pengendalian Hama Penyakit dengan gerakan pembuatan agensia hayati Trichoderma dan PGPR maupun bantuan alat pengendali hama penyakit cabai dan bawang merah dengan teknologi ramah lingkungan  menggunakan agensia hayati kearifan lokal serta
  • Sosialisasi/ penyuluhan pemanfaatan tanaman Refugia disekitar pertanaman cabai maupun bawang merah khususnya untuk menghindari serangan hama Trips dan virus kuning serta penggunaan mulsa dan rain shelter telah disampaikan pada kelompok tani di Kabupaten/Kota sentra cabai dan bawang merah baik melalui bantuan APBD Provinsi Jawa Tengah maupun APBN  (Dana Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan).
  • Pembinaan Penguatan Kelembagaan Usaha melalui penumbuhan kelompok tani Champion di Kabupaten/ Kota sentra Cabai dan Bawang Merah khususnya.
  • Adanya Kemitraan Kelompok tani dengan perusahaan/industri pengolahan cabai (indofood dan Superindo) seluas 120 ha/tahun di Kabupaten Pemalang.
  • Dengan Penguatan Kelembagaan petani pelaku usaha cabai dan bawang merah dalam budidaya panen dan pasca panen tersebut, tidak ada niat dari Pemerintah RI untuk impor cabai maupun bawang merah, bahkan diharapkan pada tahun mendatang kita mampu ekspor cabai.

Demikian yang bisa kami sampaikan, wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.