Detail Aduan

Lihat detail lengkap aduan LGWP75527867

Rincian Aduan

LGWP75527867

Selesai Public
KABUPATEN BLORA
03 Apr 2015
0 ditandai
Selamatkan Pertanian, #gerakanpedulitani . asalamualaikum pemerintah jateng (apabila tidak ada respon sungguh terlalu) saya frendi heri utomo mahasiswa pertanian UNDIP. asal saya dari kabupaten Blora... terkhusus untuk dinas pertanian jateng, saya sedikit prihatin melihat semakin terpuruknya dunia pertanian... selain produksi yang menurun juga harga saat panen anjlok. seperti pengalaman waktu panen kedelai beberapa waktu lalu di daerah kec. Doplang kab. Blora. permainan harga oleh tengkulak menjadikan petani kian terpuruk.. selain kondisi ekonomi yang semakin rendah ditambah lagi beban hidup yang dihadapi. petani sebenarnya kebingungan akan dibawa kemana nasibnya. bagaimana tidak.? meskipun memproduksi dalam skala besar namun harga produk sangat rendah. kesulitan memasarkan produk mungkin faktor utamanya. apakah 3 atau 5 tahun kedepan petani apakah masih bertahan menjadi seorang petani.? sementara pekerjaan petani dipandang sebelah mata. karena berpenghasilan sedikit, sementara tenaga yang dikeluarkan sangat rekoso.. tak hanya masalah itu saja, kerusakan lahan kian hari kian meluas karena penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia yang belebihan, semakin sempitnya lahan karena dialihfugsikan menjadi banguanan. saya yakin para pemuda seumuran saya tidak akan memiliki keinginan berprofesi sebagai petani karena penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan. bahkan menurut survey, kebnyakan menginginkan menjadi pegawai bank, pegawai pabrik, pegawai PLN dst. lantas siapa penerus petani yang sekarang.? siapa yg akan memproduksi pangan untuk negri tercinta ini.? menuju swasembada pangan yang di cita-citakan pemerintah tidak akan ada hasilnya jika tidak ada pendampingan yang lebih dari dinas pertanian untuk petani. saya hanya ingin berargumen barang kali ini bisa jadi solusi dari permasalahan yang saya paparkan diatas. seharusnya pemerintah mengurangi subsidi pupuk kimia agar petani beralih ke organik. dan sedikit demi sedikit mengurangi penggunaan bahan kimia. Terus dana subsidi dialihkan untuk membeli produk dari petani, untuk solusi anjloknya harga dikala masa panen tiba. sehinggga petani akan lebih bersemangat dalam melakukan produksi. kalau pengahsilan petani besar saya yakin pemuda indonesia yang nantinya menjadi penerus bangsa ini akan berkeinginan menjadi seorang petani. mendirikan koperasi-koperasi rakyat yang mampu memberikan segala kebutuhan yang berkaitan dengan faktor input produksi dan membeli produk dari petani. memberikan pelatihan tentang pengolahan produk primer untuk menambah nilai guna. sehingga akan menambah bergemanya dunia pertanian indonesia khususnya rakyat jateng. pendmpingan dalam proses produksi juga harus di intensifkan, menerapkan sitem pertanian terintegrasi sehingga petani akan lebih cermat dan cerdas dalam mengelola lahan untuk mencegah semakin rusaknya lahan pertanian.. itu mungkin sebagian kecil solusi yang mahasiswa tawarkan lewat tulisan untuk membantu pemerintah, masih banyak teori2 dan pemikiran yang ingin mahasiswa tuangkan untuk membantu pemerintah dalam menyelamatkan dunia pertanian. kalau pemerintah dirasa keberatan dan butuh bantuan, kami dari kalangan mahasiswa siap untuk membantu pemerintah untuk memajukan pertanian jawa tengah. kami mahasiswa siap mengabdi dan siap berbakti untuk memajukan negri. mari kita rapatkan barisan. mari kita satukan tekat demi majunya bangsa ini. MERDEKA

Disposisi

Sabtu, 04 April 2015 - 07:36 WIB

Admin Gubernuran

Laporan telah diteruskan ke DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Verifikasi

Senin, 06 April 2015 - 07:23 WIB

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Laporan telah kami terima, Selanjutnya akan kami konfirmasikan kebidang atau UPT terkait di Dinpertan TPH Prov Jateng

Progress

Senin, 06 April 2015 - 07:24 WIB

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Laporan telah kami terima, Selanjutnya akan kami konfirmasikan kebidang atau UPT terkait di Dinpertan TPH Prov Jateng

Selesai

Kamis, 09 April 2015 - 11:12 WIB

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Terima kasih Mas Frendi Heri Utomo atas urun rembug dalam hal pembangunan pertanian di Jawa Tengah. Perlu disampaikan bahwa produksi padi Jawa Tengah Tahun 2014 turun 7%, hal ini disebabkan bencana alam banjir pada Musim Tanam Oktober–Maret Tahun 2013/2014 seluas 52 ribu hektar dan kekeringan di bulan Juni-Juli Tahun 2014 lebih dari 2 ribu hektar serta adanya serangan hama antara lain wereng coklat dan tikus.  Sedangkan untuk produksi jagung dan kedele meningkat masing-masing 2% dan 26%. Dalam rangka peningkatan produksi telah dilakukan upaya-upaya antara lain melalui bantuan benih unggul, Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu, Sekolah Lapangan Pegendalia Hama Terpadu dan Sekolah Lapangan Good Handling Practices.Untuk mengatasi dan mengantisipasi menurunnya tenaga kerja/SDM pertanian didukung dengan penerapan mekanisasi pertanian yang selektif dengan langkah yang ditempuh berupa pemberian bantuan alat mesin pertanian antara lain seperti traktor untuk olah tanah,  transplanter untuk tanam dan combine harvester untuk panen. Pada lahan-lahan yang kurang subur (produktivitasnya rendah), diberikan bantuan pupuk, agen hayati serta sebagian telah diberikan bantuan berupa APPO (Alat Pengolah Pupuk Organik)/UPPO (Unit Pengolahan Pupuk Organik).  Penggunaan pupuk organik dan agen hayati terus didorong dalam rangka penyehatan lahan petani sehingga dapat memberikan dukungan yang lebih optimal untuk pencapaian peningkatan produktivitas.  Disamping hal tersebut diatas, beberapa kelompok tani juga telah mengikuti Sekolah Lapangan Ekspor yang akhirnya mampu memproduksi berbagai komoditas dengan kualitas ekspor untuk memenuhi permintaan manca negara.  Harga ekspor yang lebih baik dibanding harga lokal mejadi daya tarik bagi kelompok tani sehingga mampu meningkatkan pendapatannya. Harga yang lebih baik juga didapatkan pada produk pertanian organik, dalam hal ini Jawa Tengah merupakan Provinsi terdepan yang menghasilkan produk pertanian organik. Produk pertanian organik ini akan terus didorong sehingga tentunya akan berdampak pada berkurangnya penggunaan pupuk kimia/pupuk bersubsidi maupun pestisida kimia. Harga Pembelian Pemerintah untuk gabah dan beras telah dinaikkan melalui Inpres Nomor 5 Tahun 2015.  Melalui Inpres ini ditujukan untuk melindungi pendapatan petani yang melaksanakan budidaya padi. Harga rendah yang diterima petani umumnya disebabkan faktor kualitas yang masih rendah seperti kadar air yang masih tinggi pada berbagai produk biji-bijian, kadar kotoran yang juga tinggi.  Untuk itu bantuan alat mesin pasca panen diberikan kepada kelompok tani dengan tujuan penanganan pasca panen dilakukan sendiri oleh kelompok tani (tidak dilaksanakan oleh para tengkulak) sehingga nilai jual hasil produk menjadi lebih baik yang berarti pendapatan yang diterima juga lebih baik. Akan lebih baik lagi bila pengolahan hasil juga dilakukan kelompok tani sehingga nilai tambahnya juga dinikmati petani. Tentunya untuk membangun pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan membutuhkan tenaga-tenaga muda handal yang mau berpartisipasi aktif dalam pelaksanaannya. Peran aktif mahasiswa yang mau langsung terjun ke masyarakat bawah akan menjadi pilar penting untuk lebih mensejahterakan petani.